Tuesday, March 12, 2013

Homeschooling as a CALLING


Homeschooling adalah Panggilan.

Saat ini, jika ada seseorang menanyakan, “Anaknya sekolah di mana ?”
Jawab, “Homeschooling.” 
“Oooh, mengapa kamu memutuskan untuk melakukan homeschooling untuk pendidikan anak kamu?”

Saat ini, hampir semua orang tau, apa itu homeschooling. Dan...banyak keluarga di Indonesia yang menjalankan homeschooling sebagai alternatif pendidikan untuk anak-anaknya. Dengan kata lain, saat ini homeschooling sedang ‘menjamur’.

Setiap keluarga memiliki alasan yang berbeda untuk memutuskan menjalankan homeschooling bagi keluarganya. 
Apapun yang mendasari keputusan untuk menjalankan homeschooling, biarlah homeschooling merupakan “panggilan” bagi keluarga kita. 

Lantas, apa sih yang membedakan ‘panggilan’ dengan alasan-alasan lainnya? 


KEBUTUHAN 
Alangkah baiknya jika alasan yang paling mendasari untuk melakukan homeschooling adalah bukan karena kebutuhan. 
Seperti apakah ? Sebagai contoh, ada keluarga yang “tidak punya pilihan” lagi untuk menyekolahkan anaknya dengan berbagai macam alasan. Antara lain karena “kepepet” ekonominya, karena anaknya ‘tidak naik kelas’, karena ‘tidak ada sekolah seperti yang diharapkan’, karena kecewa dengan guru-gurunya, karena kecewa dengan sistem sekolah yang ada, dan sebagainya. 
Homeschooling sepertinya sangat memberikan jawaban dan solusi bagi segala permasalahan yang malang-melintang di dunia pendidikan. 
Jangan mengambil keputusan berdasarkan ‘kondisi’ dan ‘keadaan’ yang terjadi di sekitar kita. 
Jika kita mengambil keputusan berdasarkan hal-hal tersebut, maka ... suatu hari nanti, keadaan dapat berubah …. dan kita pun meragukan keputusan yang telah kita lakukan. 

KEINGINAN 
Saat ini homeschooling boleh dikatakan sedang ‘menjamur’ dan ‘naik daun’.
Sehingga homeschooling terlihat sangat & sangat menarik. 
Menarik karena memberikan fleksibilitas, menarik karena murah, menarik karena menyajikan berbagai kurikulum yang mungkin tidak tersedia di sekolah-sekolah formal, dsb. 
Apalagi jika orang-orang tahu saya menjalankan homeschooling, rata-rata mereka akan bilang, “Wah ... hebat banget, luar biasa ya kamu bisa.” 
Saat ini, homeschooling kelihatannya ‘keren banget’. 
Sepertinya ada ‘nilai tambah’ bagi ibu-ibu yang menjalankan homeschooling. 
Apakah ‘nilai tambah’ itu yang kita cari ? 
Ada beberapa keluarga yang ‘ingin’ homeschooling, tetapi mereka terbentur masalah komitmen waktu, disiplin waktu, tidak bisa membagi waktu karena sibuk, merasa kurang mampu melakukan homeschooling, merasa takut, merasa tidak bisa mendidik anak-anak, merasa kurang sabar, atau pun melihat anaknya lebih suka diajar oleh gurunya daripada oleh orang tuanya. 
Apalagi jelas-jelas melihat anaknya menolak untuk homeschooling. 
Dengan memikirkan atau melihat hal-hal tersebut, maka keinginan pun menjadi ‘redam.’ 

Memang, jika homeschooling hanya berdasarkan keinginan kita ... , keinginan bisa menjadi hilang dan mundur. 
Bahkan seringkali .... keinginan terjadi hanya sesaat. 
Bagaimana jika nanti kita bosan? Bagaimana jika kita stress? Bagaimana kalau kita tidak bisa membagi waktu dengan baik? 
Keinginan yang menggebu-gebu bisa hilang, dan homeschooling akan menjadi ‘beban’ yang sangat berat rasanya. 
Apalagi jika kita mendengar pendapat-pendapat yang “kontra” dengan homeschooling. Wah ... wah ... kita bisa bingung dengan keputusan kita. 
Perasaan dan pikiran .., “ Salah ga ya .... salah ga ya ... saya telah mengambil keputusan ini ????“ ... akan terus mengintimidasi kita. 

PANGGILAN 
Alangkah baiknya homeschooling dilakukan karena panggilan kita sebagai orang tua karena ingin memberikan yang terbaik bagi anak-anak dan agar rencana Tuhan digenapi dalam hidup anak-anak kita. 
Jika homeschooling dijalankan karena panggilan, maka masalah yang dihadapi bukan menjadi masalah lagi, tetapi menjadi tantangan yang pasti mampu kita hadapi. 
Kondisi apa pun yang terjadi, kita akan terus mantap dan bergairah menjalankannya. 
Tantangan apa pun yang dihadapi, kita akan terus mempunyai kekuatan untuk mencapai rencana Tuhan bagi anak-anak kita. 

Kita tidak akan menganggap homeschooling sebagai beban dan tugas, melainkan sebagai ‘bagian hidup’ kita, sehingga kita akan bersuka cita dan dengan segenap hati menjalankannya. 

Bagaimana kita bisa mengetahui panggilan Tuhan dalam keluarga kita ? 

Pray
Berdoalah dengan sungguh-sungguh untuk mengetahui rencana Tuhan bagi keluarga. 
Berdoalah untuk pendidikan anak-anak dan masa depan mereka. 
Mintalah Roh Kudus untuk menuntun kita agar menangkap kehendak Tuhan bagi keluarga dan bagaimana kita mendidik anak-anak. Homeschooling bukan cuma sekedar pilihan alternatif pendidikan, homeschooling merupakan ‘way of life’. 

Read
Bacalah Firman Tuhan dan mintalah agar Tuhan memberikan konfirmasi Firman Tuhan yang meneguhkan panggilanNya. 
Kita juga dapat membaca buku-buku homeschooling dan sumber lain. 

Ask
Yang terutama, bertanyalah dan diskusi dengan pasangan. 
Panggilan homeschooling adalah untuk keluarga, sehingga suami dan isteri harus sepakat dengan keputusan ini. 

Homeschooling was guided by conviction, 
born out of much consideration & research, 
 shape in our heart & mind by the Holy Spirit 
 (Clarkson) 

(By : Lie)

No comments:

Post a Comment