Wednesday, May 27, 2015

TEACHERS vs PARENTS


SCHOOL  TEACHERS
PARENTS
KUALIFIKASI
-   Umumnya profesional, lulusan keguruan & certified.

-    Kedewasaan dan kematangan orangtua, mengasihi anak, memiliki kerinduan untuk bertumbuh dan belajar.
PROSES BELAJAR
-   Umumnya sebagian besar proses belajar adalah guru memberikan penjelasan kepada anak berdasarkan buku pelajaran yang telah ditentukan.
-    Proses belajar dapat menggunakan komunikasi sehari-hari seperti mengobrol, diskusi , bercerita bahkan bermain bersama untuk anak yang lebih kecil.
-    Orangtua dapat membuka ‘window of learning’ melalui percakapan tentang
apa yang ada di sekitar, tentang peristiwa yang baru
dilihat, tentang anggota keluarga, atau film yang baru mereka tonton.
Dengan menanyakan pendapat anak-anak, orangtua membangunkan ingatan dan menstimulus kecerdasan logika anak.
METODE
-   Formal, terbatas, orientasi belajar dalam group, disesuaikan dengan ruangan dan struktur kelas.

-   Metode tidak dibatasi.
-   Belajar secara informal.
-   Gaya mengajar disesuaikan dengan kebutuhan anak.
CONTROL
-   Mengontrol 20-30 anak dalam satu kelas.
-   Sebagian besar tidak terkontrol/terabaikan  dan sulit untuk disiplin.
-   Kontrol menjadi bagian dalam relasi orangtua anak.
-   Pelatihan dan disiplin menjadi bagian dalam pembelajaran sehari-hari.

RESOURCES
-  Umumnya bersumber dari materi  yang sudah ditetapkan oleh sekolah.

-   Dapat memilih materi yang terbaik bagi keluarga.
-   Dapat disesuaikan dengan anggaran dan kebutuhan keluarga.
-   Sumber materi tidak terbatas.
KURIKULUM
-   Menggunakan kurikulum yang seragam untuk semua anak di dalam kelas.
-   Sulit untuk berfokus pada kebutuhan anak, minat anak, kemampuan & gaya belajar anak.
-  Orangtua memiliki kebebasan untuk memilih kurikulum dan material yang dapat di-kustomisasi kepada anak secara individual.
-  Orangtua dapat merancang kegiatan-kegiatan belajar dengan materi yang ada di rumah, misalnya percobaan sains menggunakan bahan-bahan di dapur, belajar keterampilan (memasak, bengkel, komputer, dll)  atau melakukan riset/pengamatan dengan sarana hal-hal yang ada di sekitar rumah
-  Kebutuhan anak terpenuhi.
CONTENT
-   Materi yang dipelajari terbatas dari textbook.

-  Tidak ada batasan untuk mendiskusikan materi yang dipelajari. Bisa berkembang dan orangtua dapat memfasilitasi.

TIME
-  Waktu bersama anak terbatas di kelas.
-  Sangat ketat dengan jadwal dan dateline.

-   Waktu bersama anak tidak terbatas dan situasi belajar dapat bervariasi.
-   Anak-anak mendapat instruksi secara individu.
-   Anak-anak dapat menyesuaikan diri sesuai dengan kecepatan belajar.
-   Jadwal lebih flexible.
EVALUASI
-   Evaluasi perkembangan anak yang utama adalah berdasarkan ujian, nilai dan level.
-   Berdasarkan standard dalam kelas.
-   Faktor lain seperti :  kematangan anak, apakah anak sudah mengerti dan menguasai materi, apakah anak memiliki perhatian yang khusus, dapat terabaikan.
-   Perkembangan anak dapat dipantau secara individu.
-   Ukuran evaluasi sangat personal bagi setiap anak, mencakup proses belajar dan area pembelajaran.
-   Level dan test merupakan salah satu tools untuk evaluasi, tetapi bukan yang utama.
DISIPLIN
-   Disesuaikan  aturan di dalam kelas.
-   Karena tidak ada bonding atau kedekatan emosional, maka disiplin dilakukan dengan otoriter.
-   Bentuk disiplin adalah menghukum karena ada pelanggaran atau kesalahan.
-   Otoritatif, yaitu seimbang dalam kasih/hubungan dengan disiplin.
-   Disiplin bertujuan untuk melatih anak bertumbuh dalam karakter, sikap dan kelakuan.
CREATIVITY
-   Kreativitas sulit terakomodir karena struktur formal pembelajaran di dalam kelas dan keterbatasan waktu tetapi jumlah anak besar.
-   Anak-anak diarahkan untuk bisa memberikan jawaban yang benar.
-   Anak-anak dituntut untuk duduk manis dan menjawab pertanyaan.
-   Anak-anak dapat mengembangkan kreativitas dengan maksimal karena suasana pembelajaran memberikan kebebasan kepada anak untuk eksplorasi, discovery, bertanya dan mencari jawaban, ataupun hands on learning.

MOTIVASI
-   Motivasi bervariasi : love of teaching, karena pekerjaan, dll.
-   Cinta, perhatian dan keinginan berhasil yang dimiliki orangtua adalah energi besar yang sangat berperan penting dalam keberhasilan pendidikan anak.
HASIL
-   Anak lulus ujian pada jenjang pendidikan tertentu.
-   Anak belajar untuk mencapai target setiap semester/setiap tahun.
-   Tidak sekedar mencari kelulusan pada jenjang pendidikan tertentu.
-   Anak belajar karena senang belajar (love of learning) dan menjadi  pembelajar mandiri.

Monday, May 25, 2015

CLASS EDUCATION vs HOME EDUCATION


CLASS EDUCATION
HOME EDUCATION
LEMBAGA
-    Pendidikan berada di lembaga khusus dan diatur oleh lembaga.
-    Pendidikan berangkat dari keluarga dan melibatkan kehidupan/kegiatan sehari-hari sebagai proses pembelajaran.
ANAK
-   Anak adalah bagian dari kelompok di sekolah.
-   Berfokus menolong anak untuk menyesuaikan diri ke dalam group dan standard kompetensi sesuai usia anak.

-    Anak adalah individu.
-    Berfokus pada perkembangan anak, memperhatikan minat dan bakat anak, dan membimbing kepada kedewasaan rohani.
-    Pembelajaran tidak dibatasi usia.
-    Anak tidak dituntut untuk seragam & serupa.
RUANG BELAJAR
-   Ruang belajar adalah kelas dan sekolah.

-   Ruang belajar adalah rumah dan dunia nyata serta keseharian yang dijalani antara orangtua dengan anak-anak dan lingkungan sekitar.
-   Secara fisik, ruang untuk proses belajar itu bukan hanya ada di meja belajar. Di manapun ada interaksi keluarga, di sana adalah ruang belajar. Seluruh tempat dan aspek kehidupan adalah belajar.
SETTING
-   Materi belajar adalah kurikulum yang telah disusun.
-   Struktur pembelajaran disusun oleh guru.
-   Guru memberikan instruksi, aturan dan mengontrol kegiatan belajar.
-   Kegiatan belajar yang terlalu formal dapat menghambat berkembangnya rasa ingin tahu dan kreativitas anak.
-   Struktur pembelajaran disusun berdasarkan minat anak dan keluarga.
-   Memberikan kesempatan dan kebebasan kepada anak untuk mengembangkan curiosity /keingintahuannya, kreativitas dan mendorong anak sebagai pembelajar alami.
INSTRUKSI
-   Instruksi  dan kecepatan pembelajaran sama rata diberikan kepada semua anak.
-   Anak belajar sesuai dengan target yang telah ditetapkan di kelas.
-   Instruksi diberikan one-on-one secara individu.
-   Anak belajar sesuai kecepatan dan daya serap masing-masing.

OTORITAS & HUBUNGAN
-  Hubungan anak dengan guru adalah hubungan formal.
-  Guru tidak mengenal semua anak dalam kelas secara mendalam.
-   Hubungan anak dengan orangtua adalah hubungan natural.
-   Orangtua yang paling mengenal talenta, gaya belajar dan kepribadian anak.
MATERIAL
-   Menggunakan textbook dan workbook serta kurikulum yang telah ditentukan secara seragam untuk semua anak.
-   Struktur, suasana kelas dan metode pembelajaran diatur oleh guru.
-  Orangtua dapat menggunakan segala sumber untuk memfasilitasi kegiatan belajar anak. Termasuk keseharian dan pengalaman menjalani kehidupan.
-  Orangtua memiliki kebebasan untuk memilih kurikulum dan materi.
-  Orangtua memfasilitasi anak untuk belajar sesuai minat dan kemampuan anak.
WAKTU
-   Guru membutuhkan banyak waktu untuk mengatur anak- anak di kelas.
-   Anak-anak lebih banyak belajar di belakang meja.
-   Rata-rata lulus SMA di usia 18 tahun.
-  Seluruh perjalanan kehidupan adalah kesempatan untuk belajar.
-  Setiap kegiatan anak adalah kesempatan untuk belajar.
-  Belajar 2 jam di rumah setara dengan belajar 6 jam di sekolah.
-  Anak-anak dapat lulus lebih cepat dari usia standard.
PROGRESS
-  Anak-anak belajar dan memperoleh pengetahuan sesuai dengan standard kompetensi usia dan jenjang level/grade.
-  Anak berkembang dan bertumbuh di sekolah (sebagian besar waktunya dihabiskan di sekolah dari pagi sampai sore).
-   Anak-anak belajar tanpa dibatasi standard, kompetensi dan jenjang level.
Misal : anak usia 10 tahun yang berbakat di Science bisa mempelajari pelajaran Science untuk usia 12 tahun, dan sebaliknya.
-    Keluarga (orangtua & anak) bertumbuh bersama.
    UJIAN           & TEST
-   Umumnya test dilakukan untuk mengingat fakta dan informasi.
-   Anak-anak menghafal untuk menjawab pertanyaan dalam test (umumnya sesudah test bisa lupa lagi).
-   Test lebih banyak berbentuk pertanyaan tertulis.
-   Indikator keberhasilan adalah nilai dari jawaban yang benar.
-   Test dilakukan sehubungan dengan  ide dan konsep anak. Bukan untuk menjawab pertanyaan tertulis.
-   Selain tertulis, test dapat dilakukan dengan lisan, bercerita, membuat narasi, membuat proyek.
-   Nilai dari jawaban yang benar bukan menjadi tolak ukur, tetapi yang diharapkan adalah pemahaman anak terhadap materi yang dipelajari dan menguasai skill baru.
HOMEWORK
-   PR sangat penting, terutama untuk latihan dan menyelesaikan latihan/pelajaran yang tidak bisa diselesaikan di sekolah.
-   Sebagian besar tidak membutuhkan PR, karena integration of home & education, living & learning.
GRADE / LEVEL
-   Level sangat dibutuhkan untuk mengontrol dan memastikan perkembangan dari seluruh anak-anak di kelas.
-   Level  menunjukkan kemampuan anak.
-   Anak-anak tidak ditentukan oleh level.
-   Orangtua memfasilitasi anak sampai anak mengerti serta menguasai skill dan pengetahuan.

Wednesday, May 13, 2015

Membangun Harga Diri Anak


Betapa banyak orang tumbuh dengan perasaan minder, sulit bergaul dan pemarah !
Biasanya jika ditelusuri asal-muasalnya, perasaan itu muncul karena sejak kecil orang tersebut tidak bertumbuh dengan  HARGA DIRI yang cukup. Bisa karena sering dicela, dipersalahkan dan jarang dipuji. Bisa juga karena bertumbuh tanpa pengarahan orangtua, hanya dengan pembantu dan baby-sitter.
Pada saat remaja, anak akan bersosialisasi dengan teman-temannya dengan tangki cinta yang nyaris kosong, sehingga dia akan menjadi anak yang mudah dipengaruhi untuk melakukan hal-hal buruk.

Merasa diri berharga adalah hal yang sangat penting !!
Perasaan ini dibentuk melalui relasi orangtua dengan anak. Salah satu caranya adalah sejak kecil usahakan agar anak kita mendapat penerimaan dan penghargaan rasa dicintai. 
Mengasihi anak tanpa syarat merupakan modal utama bagi pembentukan harga diri anak!

Mengasihi tanpa syarat berarti mengasihi anak, tak peduli apa pun yang mereka lakukan, katakan, dan percayai. Sebagai orangtua, kita boleh saja tidak suka dengan perbuatan mereka, namun kita akan tetap mengasihi mereka. Untuk memberikan kasih sayang tanpa syarat, kita perlu menjadi orangtua yang tangguh dan menggunakan pikiran jernih. Dengan demikian, walaupun hati kita kadang-kadang kecewa mendengar perkataan anak yang kurang berkenan, kita bisa tetap menggunakan pikiran sehat tanpa mempengaruhi rasa cinta kita pada anak.
Banyak orangtua bersikap tidak konsisten, yaitu bersikap suportif dan penuh perhatian ketika anak bersikap manis dan penurut, tapi kemudian berubah sikap menjadi keras  jika anak tidak menurut. Padahal, justru mengasihi tanpa syarat paling dibutuhkan ketika anak kita dalam kondisi “sedikit menyebalkan”. Misalnya, ketika anak-anak sedang melakukan dengan sengaja sesuatu yang dilarang oleh orangtua.