Cerita adalah metode komunikasi yang sudah berlaku dari generasi ke generasi, tetapi sekarang makin dilupakan orang karena peran dan fungsinya kini mulai tergantikan oleh tayangan-tayangan televisi dan game di komputer ataupun gadget. Padahal, bercerita sangat banyak manfaatnya. Cerita juga sudah menjadi tradisi mendunia.
Bercerita juga merupakan perintah Allah
kepada kita sebagai orangtua. Kita dapat memperhatikan di dalam Alkitab bahwa
bercerita merupakan cara untuk mengajarkan peringatan, ketetapan, dan peraturan
Tuhan. Di dalam Ulangan 6:20-25 tertulis bahwa orangtua memiliki tugas untuk
menceritakan perbuatan ajaib Tuhan. Melalui cerita, peringatan Tuhan dapat
disampaikan kepada anak.
APA MANFAAT BERCERITA ?
1. Membangun relasi orangtua-anak.
Anak kecil paling senang
mendengarkan cerita atau membaca cerita bersama. Apalagi jika kita memangku mereka dan memperlihatkan
buku-buku. Memeluk anak dalam pangkuan sambil membacakan cerita dapat menjadi
salah satu kenangan terindah yang akan diingat anak
seumur hidup.
2. Menanamkan moral dan kebenaran
kepada anak.
Seorang anak akan sulit
memahami pesan yang akan kita sampaikan apabila kita hanya memberi nasehat agar
anak tidak melakukan ini dan itu. Pengalaman dan pengetahuan mereka yang terbatas
membuat mereka hanya mengerti dan memahami apa yang mereka lakukan dan alami
saat ini. Pemberian nasehat secara terus-menerus pun hanya akan membuat anak
lebih mudah merasa jenuh dan memberontak. Akibatnya, hubungan orangtua dengan
anak pun menjadi tegang karena hal tersebut.
Akan berbeda dengan
penyampaian pesan lewat cerita. Imajinasi yang dibangun melalui rangkaian
cerita akan turut melibatkan perasaan anak. Akan muncul rasa senang untuk
berkumpul serta ketertarikan anak untuk mengikuti alur cerita yang mereka
dengar. Anak pun akan lebih mudah dididik karena setiap tingkah laku dapat
dikaitkan dengan sikap hatinya.
3. Mendengarkan cerita adalah
kegiatan yang menyenangkan, merangsang kreativitas dan imajinasi.
Pada saat mendengarkan
cerita, anak distimulasi untuk menciptakan gambaran visual di pikirannya. Alur cerita dengan menampilkan bentuk-bentuk
emosi akan mengembangkan daya imajinasi
anak, sehingga anak merasakan senang belajar dengan membayangkan cerita
tersebut. Suatu saat ia bisa menuliskan atau menceritakan kembali isi cerita
tersebut.
4. Melatih konsentrasi anak.
Melalui
aktifitas bercerita anak terbiasa untuk mendengar, menyimak mimik dan gerak si
pencerita, atau memberi komentar di sela-sela bercerita. Hal ini berguna
sebagai sebagai sarana melatih konsentrasi anak.
5. Mengembangkan ketrampilan bahasa.
Anak
yang biasa mendengarkan cerita, akan lebih
mudah mengungkapkan isi hati dan pemikirannya dengan kata-kata, lisan
maupun tertulis. Dia mempunyai kosa kata yang kaya berasal dari perbendaharaan
kata yang sering didengarnya melalui cerita.
6. Membentuk kepribadian anak.
Bercerita merupakan proses mengenalkan
bentuk-bentuk emosi dan ekspresi kepada anak, misalnya marah, sedih,
gembira, kesal dan lucu. Hal ini akan memperkaya pengalaman emosinya yang akan
berpengaruh terhadap pembentukan dan perkembangan kecerdasan emosionalnya
dan kepribadiannya.
7. Menumbuhkan minat baca kepada
anak.
Membaca
cerita dalam buku memberikan informasi baru bagi anak. Ketertarikan pada
informasi baru berikutnya akan membuat anak penasaran, ingin mengetahui dan dan membaca bukunya. Semakin tinggi rasa ingin
tahunya, semakin tingi pula minat bacanya, sehingga kelak ia menjadi anak yang
suka membaca dan menghargai ilmu.
Bagaimana Bercerita ?
- Kegiatan bercerita membutuhkan tekad yang kuat dari orang tua.
- Mulailah sedini mungkin membacakan anak cerita atau dongeng, bahkan kalau bisa dimulai sejak anak masih di dalam kandungan.
- Jadikan bercerita sebagai salah satu rutinitas di dalam keluarga, misalnya membaca cerita sebelum tidur.
- Kegiatan bercerita perlu dilakukan saat suasana yang baik dan nyaman.
- Alangkah baiknya orangtua juga rajin membaca dan memiliki bank cerita.
- Kita bisa memperoleh berbagai sumber cerita melalui buku-buku, seperti buku cerita, baik itu fiksi seperti novel, maupun cerita nonfiksi semacam buku-buku kisah inspiratif.
- Perbanyak koleksi bacaan di rumah. Mungkin kita perlu memasukkan “pembelian/sewa buku” ke dalam budget keluarga.
- Peristiwa yang dialami sehari-hari dapat menjadi bahan pelajaran yang efektif bagi kita untuk mengajar dan menyentuh hati anak.
- Pengalaman hidup orangtua berjalan bersama Tuhan dan memenangkan pergumulan dapat menjadi isi dari bank cerita.
Siapakah
yang sebaiknya bercerita?
Mungkin
kita bukan termasuk orang yang ekspresif dan pandai bercerita. Kita juga merasa
bahwa lebih baik pasangan kita yang memulai dan terlibat lebih banyak. Namun,
apa pun alasannya, sebaiknya kita tidak menghindar dari tugas ini. Ketrampilan
untuk bercerita dapat ditingkatkan ketika kita mulai bercerita. Keengganan kita
melaksanakan tugas ini harus dikalahkan.
Usia
Sampai usia
berapakah anak dapat secara efektif mendengar dan memanfaatkan cerita yang
dapat membentuk sikap hati mereka?
Jawabannya
adalah, selama anak masih mau berkumpul bersama orangtuanya, cerita yang
menyentuh hati akan tetap bisa mengasah sikap hati anak.
Yang
harus disesuaikan adalah cara kita bercerita. Isi serta metode penyampaian
cerita perlu disesuaikan menurut tahapan usia anak. Anak-anak yang sudah lebih
besar, tetapi belum berada pada taraf remaja mulai dapat menerima kisah-kisah
yang ada di dalamnya disisipkan ajaran moral dan etika yang lebih dalam
maknanya. Juga pada anak-anak yang lebih besar, kita dapat saling bertukar
cerita dan teka-teki. Dengan demikian, kita dapat mengetahui jalan pikiran
mereka sekaligus menggunakan cerita untuk mengajarkan etika Tuhan yang lebih
tinggi.
Pada usia
remaja, kemungkinan lebih efektif apabila kita meluangkan waktu-waktu untuk
saling bertukar pikiran dengan mereka. Sangat penting bagi kita untuk tetap
menyediakan waktu mengobrol dan lebih banyak mendengarkan anak-anak.
Ketika
akhirnya anak bertumbuh dewasa dan tidak lagi memerlukan arahan orangtua,
mereka tetap mengingat prinsip dari kisah yang pernah mereka dengar karena
semua itu telah tertanam di hati anak-anak kita !
No comments:
Post a Comment