Amsal 3
Apa yang
melatarbelakangi kita dalam menjalankan homeschooling
?
Warisan apa saja
yang ingin kita berikan bagi anak-anak kita melalui homeschooling ?
Nah, walaupun setiap keluarga
memiliki alasan yang berbeda-beda dalam memilih homeschooling, kita akan belajar dari kehidupan Daud.
Sebagai seorang ayah, Daud mewarisi
beberapa hal penting kepada anaknya, Salomo. Sehingga dalam kehidupannya,
Salomo mendapat penghargaan dari Tuhan dan dari manusia.
Apa saja yang Daud
wariskan kepada Salomo ?
1.
Ayat 3-5
“Percayalah
kepada TUHAN dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada
pengertianmu sendiri. Akuilah Dia dalam
segala lakumu, maka Ia akan meluruskan jalanmu”.
Kurikulum pertama yang Daud ajarkan kepada Salomo adalah :
FAITH, yaitu percaya kepada Tuhan
dengan segenap hati dan hidup dalam takut akan Tuhan.
Kepandaian akademik bukanlah tujuan nomor satu.
Jadi, dalam menjalankan homeschooling …. biarlah agenda dan porsi terbesar yang kita
ajarkan kepada anak-anak kita adalah iman kepada Tuhan dan hidup takut akan
Tuhan.
Nanti pada saat anak-anak kita sukses, mereka bisa
bersaksi bahwa keberhasilan dalam hidup mereka adalah karena Tuhan.
2.
Ayat 13.
“Berbahagialah orang yang mendapat hikmat, orang yang memperoleh kepandaian.”
Kurikulum kedua adalah : KEPANDAIAN.
Kurikulum apa pun yang digunakan oleh anak-anak kita, kita
harus memiliki target pencapaian oleh anak-anak kita. Minimal ….bila anak kita diukur secara
akademis, mereka sama atau bahkan lebih dengan anak-anak di sekolah umum. Bila
guru di sekolah harus mengajar di mana satu kelas berisi banyak anak, maka kita
sebagai orangtua yang memberikan waktu secara khusus untuk anak kita saja
pastilah akan memberikan hasil yang lebih baik.
Di dalam Firman Tuhan pun, tokoh-tokoh yang berpengaruh
adalah orang-orang yang pandai, seperti Daniel dan Salomo.
3.
Ayat 21-23
“Hai
anakku, janganlah pertimbangan dan kebijaksanaan itu menjauh dari
matamu, peliharalah itu, maka itu akan menjadi kehidupan bagi jiwamu, dan
perhiasan bagi lehermu. Maka engkau akan berjalan di jalanmu dengan aman,
dan kakimu tidak akan terantuk.”
Kurikulum ketiga adalah : HIDUP DENGAN BIJAKSANA.
Di dalam dunia nyata, setiap hari kita menghadapi pilihan
hidup dan harus membuat keputusan. Anak kita pun akan menghadapi pilihan hidup.
Oleh sebab itu anak-anak harus diajarkan untuk hidup bijaksana. Bijaksana
artinya dapat mengambil pilihan yang benar dalam hidupnya.
Bijaksana dimulai dengan kemampuan anak untuk mengatur dan
memimpin dirinya sendiri. Orang yang bisa mengatur dirinya sendiri akan menjadi
teladan bagi orang lain dan akan menjadi berkat bagi orang lain. Maka akan ada
orang lain yang mengikutinya dan secara otomatis akan menjadi pemimpin bagi
orang lain.
Memimpin diri sendiri bisa dimulai dari hal-hal yang
sederhana seperti disiplin dan mengatur waktu belajar dengan baik.
Walaupun homeschooling
ada fleksibilitas waktu, bukan berarti anak-anak kita hidup tanpa disiplin
bahkan kalah disiplin dengan anak-anak di sekolah.
4.
Ayat 27.
“Janganlah
menahan kebaikan dari pada orang-orang yang berhak menerimanya, padahal
engkau mampu melakukannya.”
Kurikulum keempat adalah : KONEKSI dengan orang lain.
Anak perlu diajar membangun hubungan dengan orang
lain. Ajarkan bagaimana berteman dengan baik dan menjadi berkat bagi orang
lain. Kekuatan relationship akan
menentukan kesuksesan anak-anak kita.
Apabila kita memiliki hubungan yang baik dengan orang
lain, tangan Tuhan akan bekerja untuk memberkati dan menggunakan hubungan
tersebut untuk kebaikan kita.
Tanamkanlah nilai yang berbeda dengan dunia. Apabila dunia
mengajarkan bersaing, kita mengajarkan untuk partnership. Apabila dunia mengajarkan untuk saling mengalahkan
supaya sukses, kita mengajarkan anak-anak untuk saling mendorong untuk maju.
Pada saat anak-anak kita mendorong orang lain untuk maju, maka mereka juga akan
maju.
Nah, komunitas adalah tempat untuk belajar bagaimana
anak-anak kita belajar membangun hubungan. Karena untuk membangun hubungan,
tentu kita perlu orang lain, tidak bisa sendiri.
Untuk anak-anak belajar mengampuni, tentu mereka perlu
mengalami konflik terlebih dulu, karena itu di dalam komunitas … kita pun
memberi ruang/kesempatan untuk anak mengalami hal tersebut.
Salomo terbukti berhasil dalam membangun hubungan, di mana
dalam masa pemerintahannya Israel mengalami damai, tidak ada musuh karena
adanya hubungan yang baik dengan kerajaan lain.
(by : Erwin)
No comments:
Post a Comment