Cara belajar setiap anak sangat mungkin berbeda, bahkan
dengan kita, orang tuanya.
GAYA BELAJAR anak
penting kita pahami. Setiap anak punya kekuatan dan kelemahannya, serta
preferensi bagaimana sebuah informasi diproses berbeda pada setiap anak.
Kita tidak bisa memaksakan seorang anak harus belajar dengan suasana dan cara yang kita inginkan karena masing masing anak memiliki tipe atau gaya belajar sendiri-sendiri. Kemampuan anak dalam menangkap materi dan pelajaran tergantung dari gaya belajarnya.
Mengetahui gaya belajar anak akan mempermudah kita menyediakan lingkungan yang mendukung dan mempermudah anak menyerap informasi secara maksimal. Ada baiknya, selain mengetahui gaya belajar anak, kita pun tahu gaya belajar diri kita agar tidak salah paham menanggapi cara anak belajar.
Ada empat gaya belajar anak :
Gaya
VISUAL : melihat.
Karakteristik : perlu melihat sesuatu untuk memahaminya,
sering memutar mata mereka ketika bercakap-cakap karena berusaha menggambarkan
hal itu dalam pikirannya, senang menulis sesuatu, membutuhkan ketenangan untuk
berkonsentrasi, bisa menangani banyak masukan visual seperti bagan, grafik,
gambar, dan biasanya belajar membaca dengan cepat.
Lingkungan untuk mendukung : iklan, kolase, gambar, desain,
diagram, poster, film, video, dll.
Bagaimana cara mengasihinya :
- Anak melihat bahasa tubuh kita, mengamati dan
melihat tatapan mata kita. Kita dapat berkomunikasi dan memberikan senyuman,
karena senyuman berbicara bagi dia.
- Kita dapat mengirim kartu ataupun tulisan yang
memberikan dorongan dan semangat.
Bagaimana cara mendidiknya :
- Menggunakan bagan di buku catatan, memasang papan
bulletin.
- Membuat catatan atau kartu.
- Berbicara dengan bahasa belajarnya, “Saya melihat
kamu telah berusaha lebih keras. Saya tahu kamu bisa melakukannya.”
Gaya
AUDITORI : mendengar.
Karakteristik : mereka belajar 50% dari apa yang didengar
dan 50% dari apa yang mereka bicarakan, mereka harus berbicara supaya dapat
mengingat, senang memberitahu segala sesuatu dengan detail dan lengkap, senang
berbicara.
Lingkungan yang mendukung : rekaman kaset, buka yang
dibaca keras/direkam, debat, drama, wawancara, musik, laporan oral, pertanyaan,
role play, pidato, dll.
Bagaimana cara mengasihinya :
- Beritahu anak bahwa kita sangat peduli kepadanya.
- Ia sangat peka dengan nada suara dan cara
berbicara kita.
- Bernyanyi bagi dia.
Bagaimana cara mendidiknya :
- Ucapkan secara verbal, “Saya tahu ini sulit,
tetapi saya percaya kamu bisa melakukannya.”
- Dorong usahanya supaya ia tetap ingin berusaha,
‘Saya senang cara kamu berusaha begitu keras untuk menyelesaikan proyek ini.
Teruslah berusaha, saya tahu kamu bisa melakukannya !”
- Terapkan kebenaran Alkitab, “Menurutmu bagaimana
Yesus akan menangani situasi ini? Menurutmu apa yang akan dilakukan Yesus? Apa
yang dikatakan Alkitab tentang hal ini?”
Gaya TAKTIL
: menjamah.
Karakteristik : suka menyentuh benda-benda, punya tangan
yang selalu sibuk, senang mainan, suka belajar dengan menggunakan tangan, dan
ketrampilan tangan.
Lingkungan yang mendukung : koleksi, permainan jari, flip
chart, peragaan, puzzle, patung, model, buku pop-up, dll.
Bagaimana cara mengasihinya :
- Sediakan benda-benda untuk dia sentuh yang
berkaitan dengan apa yang kita ajarkan.
- Sediakan alat-alat mainan untuk memfasilitasi
belajarnya.
- Sediakan alat-alat taktil yang bisa meningkatkan
belajarnya, namun dijelaskan agar jangan disalahgunakan.
Bagaimana cara mendidiknya :
- Tawarkan kepadanya bahan-bahan pelajaran yang
bisa disentuh.
- Berikan ia benda-benda untuk diperbaiki,
lepas-lepas dan dipasang kembali.
- Ajar dia ketrampilan seperti : mencatat, member
warna, dan membuat kartu catatan, dan ijinkan dia menciptakan system belajar
taktil mereka sendiri.
Gaya KINESTETIK : melakukan.
Karakteristik : perlu bergerak supaya bisa belajar, mungkin
tampak hiperaktif, belajar dengan berbuat sesuatu dan berinteraksi dengan
benda, perlu memperkecil visual dan auditori dan bekerja sendirian dengan
benda-benda yang bisa disentuh.
Lingkungan yang mendukung : belajar aktif memerankan
sesuatu, lagu animasi, menari, demonstrasi, eksperimen, kunjungan, permainan
pertujukkan boneka, simulasi, bermain peran, dll.
Bagaimana caranya mengasihinya :
- Ijinkan ia belajar aktif.
- Sediakan kesempatan yang positif baginya untuk
bergerak dan berbuat sesuatu.
- Salurkan energinya untuk aktivitas yang
konstruktif.
Bagaimana cara mendidiknya :
- Teguhkan tingkat energinya yang tinggi dan
tantanglah dia untuk menggunakan hal itu secara positif.
- Beri dia penyaluran yang membangun, seperti
menyusun kursi, atletik dan beri tanggung jawab. Hal ini akan membantu
memanfaatkan energinya.
- Ajarkan dia menyelesaikan tugas dan beristirahat
serta mengatur strategi mengelola diri sendiri.
Hindari sikap ini :
·
Memaksakan
gaya belajar kita kepada anak.
Misalnya, orang tua auditori
cenderung memaksa anak
belajar secara auditori pula.
Padahal, belum tentu cara belajar itu yang menonjol pada anak. Akibatnya,
ketika orang tua berbicara, info tidak bisa dicerna anak. Pemaksaan ini akan
membuat anak merasa tidak nyaman dan tidak belajar maksimal.
·
Berasumsi
bahwa anak akan punya gaya belajar yang sama seumur hidupnya. Ada anak yang
berubah sejalan dengan perkembangannya. Yang penting, berikan
kesempatakan anak untuk mencoba gaya
belajar lainnya.
(Sumber : Teaching with Heart & The Way They Learn)
No comments:
Post a Comment