Friday, February 15, 2013

Tujuan & Alasan Homeschooling



Secara umum, tujuan homeschooling selaras dengan tujuan Pendidikan Kristen, yaitu:
Membimbing setiap pribadi pada semua tingkat pada pertumbuhan, melalui pengajaran masa kini ke arah pengenalan dan pengalaman rencana dan kehendak Allah melalui Kristus dalam setiap aspek kehidupan, dan memperlengkapi mereka bagi pelayanan yang efektif, yang berpusat pada Kristus.

Secara khusus, ada beragam tujuan orangtua memilih  homeschooling, namun secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi enam tujuan, sebagai berikut :

Alasan Moral dan Religius
  • Orangtua ingin menitikberatkan pengenalan akan Allah, konsep manusia sebagai ciptaan Allah (image of God).
  • Orangtua ingin menanamkan nilai-nilai hidup, pendidikan moral dan etika serta pembentukan karakter anak.
  • Orangtua rindu agar anak menemukan talentanya, menemukan panggilan Allah dalam hidupnya dan berjalan menuju panggilan tersebut sesuai dengan potensi yang Tuhan berikan.

Family Unity
  • Bagi seorang anak, orang pertama yang dikenalnya adalah orangtua. Begitu pula sebaliknya, orang yang paling mengenal dan memahami anak adalah orangtua.
  • Homeschooling melibatkan seluruh anggota keluarga, sehingga membuat ikatan anggota keluarga semakin akrab.
  • Orangtua dapat menyediakan waktu yang berkuantitas dan berkualitas bagi anak-anak. Anak-anak yang bersekolah biasanya menghabiskan banyak waktu di sekolah, kemudian mengikuti les tambahan pada sore hari dan pada malam harinya anak-anak sibuk dengan pekerjaan rumah, sehingga sangat sedikit sekali waktu yang dapat dihabiskan bersama-sama antara orangtua dan anak. Melalui homeschooling, orangtua dan anak memiliki banyak waktu untuk digunakan bersama-sama.
  • Anak dapat mencontoh orangtua dalam mempelajari keterampilan hidup sehari-hari. Mereka dapat melihat bagaimana orangtua berinteraksi dengan orang lain, menyelesaikan konflik dan persoalan hidup.
  • Hubungan antara saudara kandung akan semakin dekat. Kakak dan adik saling menolong. Mereka pun belajar menyelesaikan persoalan bersama-sama.

Alasan Akademis
  • Homeschooling bukanlah berfokus pada menyelesaikan kurikulum, memperoleh ranking, menyelesaikan test dengan nilai yang baik, tetapi anak belajar karena ia ingin belajar, karena belajar menjadi kesukaan, bukan untuk menghadapi test demi nilai yang bagus.
  • Model tutorial one-on-one menolong anak untuk dapat lebih konsentrasi dan mengerti apa yang diajarkan oleh orangtua, dibandingkan sistem kelas yang diikuti oleh sekitar 10-25 anak.  
  • Untuk anak yang dapat menyelesaikan pelajarannya dengan lebih cepat, maka ia pun dapat memasuki perguruan tinggi lebih awal daripada teman lainnya.

Individualized Instruction
  • Orangtua dapat memilih materi dan pendekatan homeschooling yang berpihak pada anak dan disesuaikan dengan kondisi keluarga. Ada ada anak yang antusias belajar secara tematik (unit study) yang mata pelajaran tidak dipisah-pisahkan tetapi diintegrasi. Ada yang lebih menyukai belajar dengan penekanan kuat di literature (classical). Ada yang cocok belajar dengan dasar alam. Ada pula yang mengutamakan kebebasan anak untuk bisa mempelajari apapun yang mereka sukai, ada pula yang menggabung kesemuanya (eclectic).
  • Orangtua dapat mengajar anak sesuai dengan learning style anak. Tidak semua anak belajar dengan cara membaca teks di dalam hati dan duduk diam di kursinya.
  • Anak dapat belajar sesuai dengan kecepatan pembelajarannya. Jika anak memiliki bakat dalam bidang matematika, melalui homeschooling anak belajar matematika lebih maju daripada pelajaran lainnya, atau sebaliknya. Tetapi jika belajar di kelas, maka anak-anak harus menyesuaikan dengan kecepatan pembelajaran di kelas.
  • Orangtua dapat mengakomodasi keingintahuan (curiosity) anak.
  • Anak dapat belajar dan berkembang sesuai dengan minatnya. Jika anak memiliki minat khusus dalam bidang astronomi, melalui homeschooling anak memperoleh kesempatan untuk melakukan eksplorasi dalam bidang astronomi tanpa dibatasi oleh tembok kurikulum tertentu.
  • Orangtua dapat mengenali kelebihan dan kekurangan anak, menemukan bakat dan minat anak, sehingga dapat mengoptimalkan potensi di dalam diri anak.
  • Orangtua dapat membantu anak mengenali kelebihan dan kekurangannya, bakat dan minatnya. Hal ini sangat penting bagi pembentukan identitas diri anak secara positif.
  • Untuk anak yang berkebutuhan khusus, anak dapat belajar dengan disesuaikan perkembangannya.

Perkembangan Sosial
  • Melindungi anak-anak dari tekanan teman sebaya (bullying and peer pressure).
  • Melindungi anak dari  pengaruh buruk teman sebaya yang dapat merusak. Antara lain: nilai-nilai dari teman yang bertentangan dengan nilai keluarga, pengaruh perilaku negatif seperti cara berbicara, pengaruh pornografi, obat-obatan terlarang dan sebagainya. Dengan kata lain: meminimalkan kontaminasi dari teman dan memaksimalkan impartasi dari orangtua.
  • Menciptakan atmosfer belajar yang kondusif, di mana anak-anak dapat belajar dengan fokus, tanpa tekanan dan kecemasan, sehingga anak-anak terhindar dari stress.
  • Melalui penanaman nilai moral, keakraban yang terjalin antara orangtua- anak, serta  anak dapat belajar dengan rasa cinta, akan mendorong perkembangan sosial yang baik bagi anak.
  • Interaksi yang bervariasi dengan berbagai rentang usia, dan dengan berbagai jenis orang akan memampukan anak bergaul dengan orang dari berbagai usia.
  • Anak lebih siap terjun di dunia nyata (real world) karena proses pembelajarannya berdasarkan kegiatan sehari-hari.

Alasan Lain-lain
  • Orangtua sering berpindah-pindah atau melakukan perjalanan.
  • Anak-anak memiliki kebutuhan khusus yang tidak dapat dipenuhi di sekolah umum.
  • Orangtua merasa sekolah yang baik semakin mahal dan tidak terjangkau.
( by : Ly )

Sumber : 
 - Anakku Tidak Sekolah (Maria Magdalena) 
- Homeschooling : Lompatan Cara Belajar (Sumardiono) 
- Homeschooling - Rumahku Kelasku, Duniaku Sekolahku (Arief Rachman) 
- Warna-Warni Homeschooling (Aar, dkk) 
- Free Range Learning (Laura Grace) 
- Starting Point of Homeschooling (Diana Johnson)

No comments:

Post a Comment